KEMUNDURAN MOGHUL INDIA (1605 – 1707)
Setelah kematian Akbar Agung,
imperium perlahan merosot. Orang Maratha yang suka berperang dan orang Inggris
akhirnya menghancurkan imperium ini.
Akbar pendiri Kerajaan
Moghul ( Mughal) di India, wafat pada tahun 1605. Anaknya Nur-ud-din Mohammad
Salim yang dikenal dengan nama kekaisarannya Jahangir (1569-1627),
menggantikannya. Nama Jahangir berasal dari bahasa Persia yang artinya “Penakluk
Dunia”, Nur-Ud-Din atau Nur Al-Din Adalah istilah bahasa arab yang artinya “Cahaya
Iman”. Dia lahir sebagai Pangeran Muhammada Salim, anak ketiga dan tertua yang
masih hidup dari maharaja mughal Akbar. Anak kembar Akbar Hasan dan Husen
meninggal sewaktu masih bayi ibunya adalah Jodhabai puti sulung raja Bihar Mal
atau Bharmal dari Amer In dia.
Jahangir tidak tertarik
dengan pemerintahan. Ia lebih suka berada diantara para pelukis dan pujangga. Karena
itu, ia menfhabiskan sebagian besar tenaga dan uangnya untuk membangung
berbagai gedung megah dan taman indah. Sementara itu istrinya yang cantik dan
ambisius, Nur Jahan, memerintah negeri itu. Pada masa ini, Mughal kehilangan
kota Kandahar (di Afganistan Selatan) akibat direbut oleh Safawiah. Ini membuat
Mughal kehilangan kendali atas jalur sutra di Asia Tengah. Meskipun demikian,
Nur Jahan berhasil memimpin Mughal merebut lebih banyak wilayah di India Utara
pada 1613 M, para pelaut Portugal menangkap sebuah kapal Mughal yang mangangkut
para peziarah Muslim yang hendak melaksanakan Haji ke Mekah. Peristiwa ini
membuat Nur Jahan menangkapi semua pedagang Portugal di Mughal serta menyita
gereja-gereja Yesuilt.
Menjelang akhir
hidupnya dalam keadaan sakit Nur Jahan mengedarkan koin dengan namanya. Ia juga
berupaya menjalin persekutuan dengan ratu Ustmaniyah Kasem Sultan dan dengan
suku Uzbek untuk melawan musuhnya, Safawaiah. Akan tetapi, Jahangir meninggal
pada 1627 M sebelum serangan sempat dilakukan.

Aurangzeb atau Abul Muzaffar Muhiu’d-Din Muhammad
Aurangzeb Alamngir putra ketiga Shah Jehan merebut tahta Mughal dari ayahnya
dan membunuh tiga saudaranya. Aurang zeb berupaya melakukan sentralisasi
kekuasaan dan mengendalikan lebih banyak urusan kekaisaran daripada para
pendahulunya. Aurangzeb juga membatasi kebebasan beragama dan menyatakan bahwa
Islam adalah satu-satunya agama yang boleh dianut oleh rakyatnya, pada masa
pemerintahannya Aurangzeb menaklukkan sebagian besar wilayah India yang belum
dikuasai Mughal. Namun, ia tidak dapat mengalahkan bangsa Maratha dikawasan pantai
barat. Aurangzeb adalah seorang muslim yang fanatic, sebagian besar warganya
adalah orang Hindu dan ia menindas mereka dengan keji. Perlawanan terhadap
dirinya pun meningkat. Orang Maratha menguasai Dekan dan sejumlah pemberontakan
pun meletus diseluruh India. Setelah Aurangzeb meninggal pada tahun 1707 dalam
usia 88 tahun dan digantikan oleh putranya Babur.
Zahir ud-Din Muhammad bin Omar Sheikh atau Babur,yang
saat itu berusia 63 tahun. Babur memerintah hanya selama lima tahun dan
meninggal. Setalah itu Mughal mengalami perpecahan karena banyak wilayah yang
memisahkan diri.